Lomba Kreasi Penggalang dan Penegak Diselenggarakan Perdana di Kecamatan Kresek Kabupaten Tangerang
Akan Segera Tiba . . .
Akan segera tiba hari-hari dimana seseorang dengan keimanannya dapat melembutkan hatiku.
Seseorang yang dengan keteguhannya dapat meruntuhkan tembok keegoisanku.
Seorang lelaki yang ketulusannya tak dapat aku ingkari.
Dimana dihari seterusnya, kekurangan dari masing-masing kami yang membuat selalu rindu.
Kekurangannya indah dimataku, begitu pula yang ada padaku.
Seseorang yang aku butuhkan, bukan hanya yang aku inginkan.
Lelaki yang membuatku jatuh cinta berkali-kali.
Akulah tempatnya berkeluh kesah, berbagi air mata dan pelukan. Tidak ada yang lain
Akulah satu-satunya perempuan yang namanya ia sebut dalam ijab qobul sekali seumur hidupnya.
Dengannya aku merasa aman dimanapun, sedingin apapun, aku selalu merasa hangat dalam pelukannya.
Dibalik punggungnya nanti aku beribadah dan berdoa, dan diwaktu yang sama aku menjadi bagian dalam doa-doanya.
Tangannyalah yang aku kecup setelah mengamini doa kami.
Dan hanya keningku yang ia kecup.
Akulah nanti yang menjadi alasannya pulang, alasannya untuk tidak sering lembur, dan aku yang selalu ia ingat sekencang apapun godaannya diluar sana.
Dari rahimku nanti, akan lahir anak-anak sholeh dan lucu kami.
Aku yang menjaga ketika ia sibuk bekerja, sedang ia yang akan mengajarkan anak-anak kami untuk shalat dan mengaji.
Biografi Tan Malaka
Tan Malaka merupakan sosok yang memiliki sifat sosialis dan politis. Pada tahun 1921 dia pergi ke Semarang untuk mulai menerjuni dunia politik. Kiprahnya dalam dunia politik sangat mengesankan. Hal ini didukung dengan pemikiran Tan Malaka yang berbobot dan berperan besar dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Berbagai halangan dan rintangan yang dihadapi Tan Malaka dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia, mulai dari penangkapan dan pembuangan di Kupang, pengusiran dari negara Indonesia, seringnya konflik dengan Partai Komunis Indonesia hingga pernah diduga kuat sebagai dalang dibalik penculikan Sutan Sjahrir pada bulan Juni 1946. Berbagai peran pentingpun diraih Tan Malaka, diantaranya kepemimpinan dalam berbagai organisasi dan partai. Sempat mendirikan partai PARI pada tahun 1927 dan Partai Murba pada tahun 1948, hingga mendirikan sekolah serta mengajar di China pada tahun 1936 dan sekolah tinggi Singapura. Ada hal yang sangat penting dalam kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945,dimana peranan Tan Malaka dalam mendorong para pemuda yang bekerja di bawah tanah masa pendudukan Jepang agar mencetuskan "Revolusi" yang tepatnya pada tanggal 17 Agustus.
Tan Malaka terbunuh di Kediri Jawa Timur pada tanggal 19 Februari 1949. Sebagian besar hidupnya dalam pengusiran dan pembuangan di luar Indonesia. Pemerintah Indonesia menyatakan Tan Malaka sebagai pahlawan Nasional melalui Ketetapan Presiden RI nO 53 tanggal 23 Maret 1963.
Riset dan analisa oleh Eko Setiawan
- Kweekschool Bukit Tinggi (1913)
- Rijks Kweekschool, Haarlem Belanda