Aktivitas Persiapan Menulis Untuk Anak Usia 3 tahun
1. Latihan Motorik Halus
- Meremas kertas dan playdoh untuk memperkuat jari
- Tusuk gambar
- Menggunting pola
- Mewarnai, melipat kertas origami, dan meronce
2. Double Doodle On The Paper
Kedua tangan kanan dan kiri menggambar bentuk dengan sifat cermin
3. Tracing Garis di buku kotak besar
- Tracing lurus vertikal
- Tracing miring ke kanan
- Tracing miring ke kiri
- Tracing horizontal
- Tracing membentuk huruf C
- Tracing membentuk huruf C terbalik
- Tracing membentuk huruf U terbalik
- Tracing membentuk huruf U
4. Buat guratan huruf yang besar
5. Tracing guratan huruf di buku tulis atau kertas
jika anak lupa guratan huruf yang sudah diajarkan, solusinya yaitu:
- berjalan di atas lazy eight (angka 8 tidur) di lantai, membentuk huruf yang dipelajari
- tracing dengan jari kartu alfabet writing lazy eight
- tulis huruf dengan writing eight di buku bulat
6. Menyalin huruf di buku kotak
7. Dikte
Mendaki
Mungkin aku tidak menemanimu saat engkau mulai mendaki dimana engkau mulai berjuang dari 0 dimulai dari titik terendah pendakian, karena aku dan engkau baru dipertemukan ketika engkau sudah berada di setengah dari pendakianmu menuju puncak. Di pertengahan menuju puncak inilah awal diriku mulai menemanimu mendaki sekaligus menjadi titik kami mendaki bersama-sama, saling mendukung satu sama lain. Ketika aku terjatuh, engkau mengulurkan tanganmu untuk membantuku kembali berdiri. Engkau kerahkan semua tenaga dan materimu untuk bisa membuatku berdiri tegak kembali. Engkau selalu berhasil membuatku kembali berdiri saat ku terjatuh di pendakian-pendakian yang selanjutnya. Tapi tidak hanya diriku saja, engkau yang setangguh itu pun pernah terjatuh, engkau pun meminta uluran tanganku supaya engkau bisa kembali berdiri. Mungkin aku tidak sekuat dan setangguh dirimu, tapi ku curahkan semua tenagaku untuk bisa membantumu berdiri. Ingatkah engkau? kita pernah menangis bersama ketika merasakan salah satu kesedihan yang dirasakan oleh salah satu dari kita? Bahkan engkau pernah menangis sampai tersedu-sedu karena diriku yang selalu ada dan menemanimu mendaki bagaimanapun suasananya, baik suka maupun duka.
Aku tahu bahwa semakin tinggi mendaki, beban yang dirasakan lebih berat dan tantangan yang menghadang pun semakin kuat, bahkan angin yang berhembus pun semakin kencang. Tapi disinilah pembuktian dari kekuatan kita, apakah kita akan terus mendaki ataukah menyerah. Kita sudah sama-sama berjuang untuk mendaki, melewati tantangan dan rintangan yang ada setiap menaiki ketinggian. Itu semuanya tidak mudah, tetapi kita bisa, kita bisa melewati semuanya.
Ketika kita sudah sampai di pos pendakian untuk kesekian kalinya yang nyaris mendekati puncak, lalu kau mulai berpikir untuk mencoba mendaki sendiri? Apakah lantas kau akan memilih untuk mendaki sendirian? dan kemudian menendangku untuk turun dari pendakian? hingga akhirnya aku terguling ke bawah dan terluka? Setelah itu kau menyuruhku untuk mendaki sendiri? Apakah kau tega sejahat itu?
Ketika mendekati puncak kau membuangku dan mungkin ketika kau sudah mencapai puncak sendirian, lalu kau akan mencari seseorang yang menemanimu di puncak. Ia, seseorang yang hanya menikmati keadaanmu di puncak tanpa tahu rasanya berjuang bersama saat mendaki. Atau mungin kau akan kembali mencariku ketika kau sudah berada di puncak? semuanya ada ditanganmu.
Rindu
Kala hati menahan rindu
Apa daya mata semakin sendu
memikirkanmu
yang bersemayam dihatiku
namun terhalang oleh jarak jauh
tak dipungkiri
diri ini merasa sedih
ingin kuberlari
mengejar sang belahan hati
namun kenyataan tidak mungkin
bisakah kau berjanji?
untuk terus mengikat hati ini?
Tanpa ada tapi
dan juga pihak lain
demi cinta sejati