My Mom is My Hero

Kuliah ?
Sepertinya itu hal yang menyenangkan , ketika kita bisa menuntut ilmu tanpa harus menggunakan seragam dan anak kuliah itu selalu dianggap anak yang berpendidikan dan keren.Tetapi untuk seorang siswa yang hidup serba kekurangan sepertiku , kuliah merupakan hal yang mustahil.
Bagaimana tidak mustahil ? setelah Ujian Nasional pun banyak uang administrasi sekolah yang belum sanggup dilunaskan , apalagi untuk berkuliah ? ah mungkin dalam mimpi saja.

Namun aku selalu berdoa , aku selalu berusaha dan aku selalu mencari berbagai informasi tentang kuliah gratis , tentang beasiswa dan sekolah ikatan dinas.
Awalnya aku tidak bilang ke orang tua , aku hanya mendaftar dan ternyata walaupun sekolah gratis pun ada uang untuk mendaftarnya. Akhirnya aku memutuskan untuk bekerja , selama waktu jeda setelah Ujian Nasional sampai nanti pembagian ijazah.  Aku bekerja disalah satu Agen pengiriman paket dan barang. Gaji yang kudapatkan tidak sebanding dengan apa yang aku kerjakan. Bekerja dari pagi sampai malam , namun gaji yang kudapatkan hanyalah lima ratus ribu. Untuk seorang anak yang baru lulus sepertiku , uang yang kudapatkan itu sangatlah berharga. Dan disitu aku baru merasakan ternyata mencari uang itu susah. Butuh perjuangan , keringat , rasa lelah dsb. Uang yang aku dapatkan aku kumpulkan sedikit demi sedikit. Karena gaji yang kecil dan transport yang mahal , jadi terpaksa aku selalu minta dianter bapak. Padahal bapak berangkat kerja selalu pagi sedangkan aku masuk kerja jam 8 , jadi aku selalu datang pagi dan harus menunggu kurang lebih satu jam sampai agen dibuka. Yah itulah , harus aku lakukan demi menghemat ongkos.

Lalu beberapa hari kemudian aku ikut test tahap 1 di Akademi Meteorologi dan Geofisika , awalnya aku ragu untuk meminta izin ke orang tuaku , karena pasti tidak akan mendapatkan izin. Karena aku sudah mendaftar dan sudah mendapatkan kartu pesertanya jadi aku tidak bisa membatalkannya , apalagi uang pendaftaran sudah aku bayarkan.
Aku berdoa kepada Allah , meminta petunjuk. Akhirnya aku memberanikan diri untuk izin ke orang tuaku. Alhamdulilah ternyata selama ini aku salah , orang tuaku sangat mendorong dan mengizinkanku untuk ikut testnya. Bahkan aku diantar oleh mamah untuk test tahap 1nya , karena lokasinya ada di kantor BKN Jakarta. Aku pasti tersesat jika sendirian , untung ada mamah yang menemaniku.
Aku berangkat dari rumah sekitar jam 4 pagi sampai Jakarta jam 6 , Alhamdulilah tidak telat karena memang mulai tesnya jam 8. Aku masih punya waktu untuk sarapan , istirahat dan belajar kembali. Tak terasa jarum jam sudah menunjukkan jam setengah 8 , lalu panitia menyuruh para peserta untuk mendaftar ulang. Setelah daftar ulang semua peserta masuk ke dalam ruangan tes. Ternyata tesnya menggunakan sistem CAT (Computer Assisted Test) yang dibatasi oleh waktu dan langsung keluar hasilnya. Lalu tibalah saatnya , waktu tes selesai dan betapa berdebarnya ketika akan mengklik "END TES" karena setelah menekan tombol itu langsung keluar hasil. Aku terus berdoa , dan hasilnya adalah nilaiku semuanya diatas standar , Alhamdulilah aku lolos tahap 1. Aku senang karena saat diantar mamah aku lolos , mungkin jika tidak lolos aku akan sangat merasa bersalah.
Selain itu aku mendapatkan rekomendasi dari sekolahku untuk mengikuti program pemerintah yaitu Bidik Misi , jadi walaupun aku hanyalah dari keluarga yang miskin tapi aku masih bisa berkuliah dengan bantuan itu. Tapi persaingan untuk mendapatkan beasiswa bidikmisi sangatlah ketat , aku putus asa karena pasti banyak orang yang lebih pintar dariku yang akan mendapatkan beasiswa itu.

Hari itu , tepat dengan hari pelepasan SMA sekaligus pengumuman SNMPTN. Hatiku dag dig dug sekali , aku selalu berdoa kepada Allah agar aku lolos SNMPTN di PTN yang aku pilih dan supaya orang tuaku senang dan bangga. Namun , pupus sudah harapanku saat pengumuman SNMPTN namaku tak disebut , ternyata aku belum lolos , mungkin rezekiku bukan disitu.

Seminggu kemudian , aku kembali diantar oleh mamah untuk mengikuti tes tahap II AMG. Aku terharu , karena orang tuaku menyewakan mobil untuk mengantarkan aku ke tempat tes , kebetulan tes tahap II ini langsung di AMG.  Namun , setelah 1 minggu pengumuman namaku tidak tercantum. Ya Allah betapa sedihnya aku , aku telah mengecewakan kedua orang tuaku padahal orang tuaku sudah bersusah payah dan memberikan yang terbaik untukku. Aku kembali berfikir bahwa rezekiku bukan disitu :)

Aku menghadap guru BK untuk mendaftar SBMPTN , kalau dulu saat SNMPTN hanya ada 2 pilihan sedangkan saat SBMPTN ada 3 pilihan jurusan dan PTN. Pilihan pertama dan keduaku tetap sama seperti SNMPTN , saat pilihan ketiga aku bingung harus memilih apa. Akhirnya aku meminta rekomendasi dari guru BK , guru BK menyarankanku untuk memilih PGSD (Pendidikan Guru Sekolah Dasar) Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Akhirnya aku pun nurut dengan apa yang direkomendasikan oleh guru BK.

Beberapa hari kemudian , aku mengikuti SBMPTN. Mungkin ini adalah kesempatanku yang terakhir untuk bisa berkuliah. Aku tak ada waktu untuk mempersiapkannya , aku masih bekerja dan pulang malam. Untuk belajar saja sulit karena tubuhku sudah sangat lelah. Malam sebelum tes SBMPTN , ternyata persyaratanku masih kurang , temanku berkata bahwa di surat keterangan lulus harus ada foto , sedangkan aku tidak punya foto dan waktu itu hari sudah sangat malam untuk keluar mencari tukang cuci foto. Dan dengan usaha mamah , mamah mencarikanku foto-foto yang terdahulu , akhirnya ada juga walaupun itu foto saat SMP , aku hanya berfikir yang penting ada fotonya.

Keesokan harinya aku berangkat menuju lokasi Tes SBMPTN yang tercantum di Kartu peserta SBMPTN , aku sendirian dan aku belum pernah ke Universitas itu sebelumnya. Setelah satu jam perjalanan , aku bertanya kepada kondektur sudah sampai tujuan yang aku maksud atau belum , dan kondektur menjawab ternyata sudah terlewat. Hampir aku putus asa dan ingin sekali rasanya menangis , aku bertanya kepada orang-orang , lalu aku naik angkot dan Alhamdulilah aku bisa sampai di lokasi tepat waktu. Kurang lebih 5 jam aku mengerjakan soal SBMPTN , aku sudah berusaha dan berdoa tinggal Allah yang menentukan.

Setelah tes SBMPTN aku tetap kembali bekerja , bahkan waktu itu aku pernah meminta izin untuk bekerja di pabrik , namun oleh bapak tidak diberi izin. Bebarapa hari kemudian , tibalah pengumuman SBMPTN. Pengumuman SBMPTN diumumkan lewat internet dengan memasukan nomor peserta. Aku masih kerja jadi aku belum bisa membuka pengumumannya karena kartu pesertaku ada di rumah tidak kubawa. Teman-temanku sudah banyak sekali yang update di media sosial , itu berarti mereka sudah melihat hasilnya , ternyata lebih banyak yang tidak lolos dibandingkan dengan yang lolos. Aku merasa pesimis , apalagi mendengar banyak teman-temanku yang lebih pintar dariku pun tidak lolos. Jam delapan malam seperti biasa aku pulang kerja , kebetulan bulan ini bertepatan dengan bulan Ramadhan. Rumah sangat sepi , karena orang tuaku sedang melaksanakan shalat tarawih di mushola. Pada kesempatan itulah aku penasaran untuk membuka pengumumannya , awalnya selalu salah dan eror aku sangat panik. Dan untuk kesekian kalinya akhirnya aku bisa membuka pengumumannya , saat dibuka aku sempat membaca kata "SELAMAT". Tapi aku masih penasaran , aku diterima dimana dan ternyata . . . .
Aku diterima dipilihan yang ketiga  dimana pilihan itu direkomendasikan dari guru BK. Alhamdulilah,aku menangis bangga dengan usahaku , akhirnya aku diberi kesempatan oleh Allah untuk berkuliah. Terimakasih Ya Allah :)
Lalu mamah pulang dari shalat tarawih , aku langsung memeluknya aku sangat senang ini hadiah untuk mamah atas doa dan dukungannya untukku. Mah , windi diterima di PGSD UPIIIIIIIIIII ..........

Perjuanganku belum berakhir disitu , aku harus regitrasi ulang ke Bandung. Aku tidak diizinkan pergi sendiri oleh bapak , apalagi aku sama sekali belum tau dimana kampus UPI. Aku kasihan melihat keuangan orang tuaku yang sangat ngepres untuk transport kesana. Dan kemudian aku memberikan gaji yang kukumpulkan kepada mamah , Alhamdulilah aku bisa berangkat ke Bandung untuk registrasi.

Ternyata 1 minggu kemudian aku pun harus ke Bandung lagi untuk memberikan berkas-berkas untuk seleksi Bidikmisi. Aku izin dari kerjaku , untung saja bosku memberikan izin. Aku kembali berangkat ke Bandung , masih dengan bapak. Aku berdoa semoga berkas-berkas yang aku bawa semuanya lengkap. Setelah diberi pengarahan lalu berkas yang aku bawa diperiksa , dan ternyata ada surat yang belum ditandatangani oleh Kecamatan. Aku bingung , surat itu dikembalikan kepadaku untuk meminta cap dari Kecamatan dan yang membuat aku takut adalah batas pemberian surat yang terakhir adalah besok.

Aku menceritakan hal itu ke bapak , dan bapak juga bingung. Aku terdiam selama di bis , aku terus memikirkan hal itu. Ini kesempatan terakhirku , mudahkan YA Allah aku terus berdoa.
Perjalanan Bandung ke rumah tidaklah sebentar. Kantor kecamatan tutup jam 3 sore , dan aku melihat jam ditanganku menunjukkan jam 2 , 1 jam lagi ? aku tidak akan sempat untuk meminta cap ke Kecamatan , pupus sudah harapan terakhirku.

Tapi masih ada bapak , bapak mencoba menelvon mamah. Alhamdulilah dengan menceritakan semuanya ke mamah , mamahku pun kembali menjadi wonder womanku. Mamah yang sebenarnya belum berani membawa motor ke jalan besar , beliau beranikan dengan modal nekat. Harapanku seakan-akan ada ditangan mamah , bapak terus menenangkanku dalam bis. Ya Allah betapa bersyukurnya aku memiliki kedua orang tua seperti mereka.

Tepat jam 12 malam , aku dan bapak akhirnya sampai rumah. Cukup lama perjalanan kali ini hampir 8 jam padahal biasanya hanya setengahnya. Aku langsung menanyakan mamah tentang suratku , dan mamah menjawab mamah tidak bisa mengurusnya karena semua surat-surat penting aku bawa. Aku down , aku nangis dan lalu mamah mengeluarkan surat dan bertanya kepadaku seperti ini bukan suratnya. Dan ternyata itu surat yang aku harapkan , surat yang menjadi harapanku. Lalu bapak berkata kepadaku untuk kembali berangkat ke Bandung , jam 12 malam baru sampai dan lalu jam 2 aku kembali berangkat. Kali ini aku diantar oleh mamah , aku yang memintanya karena aku merasa kasihan kepada bapak takutnya kelelahan dan beliau juga harus kembali bekerja. Aku juga sudah hafal rute untuk menuju UPI , sekaligus aku mengajak jalan-jalan mamah sang wonder womanku :)
Sebelumnya bapak mengeluarkan uang sisa yang tadi untuk ongkos ke Bandung , Ya Allah ternyata hanya sisa 200ribu. Uang sebanyak itu hanya cukup untuk satu orang saja. Dan aku kembali mengingat bahwa aku menyisakan uang gajianku , jadi aku keluarkan semuanya untuk ongkos ke Bandung. Setelah itu aku dan mamah langsung berangkat ke Bandung. Alhamdulilah akhirnya sampai UPI dan aku langsung menyerahkan berkasku.

Keesokan harinya , pengumuman verifikasi bidik misi. Bapak datang ke tempat kerjaanku untuk menanyai apakah aku lolos atau tidak. Kebetulan sekali aku membuka pengumumannya sangatlah sulit dan seringkali eror. Akhirnya bapak pulang dan berpesan segera kabari jika sudah membuka pengumuman. Lalu tak lama , temanku menelponku , ia berkata bahwa aku lolos verifikasi bidikmisi. Ya Allah aku langsung sujud syukur dan banyak mengucap syukur. Aku langsung mengabari orang tuaku , mereka pun menangis haru :)

Alhamdulilah ini hasil dari perjuangku , terimakasih YA Allah terimakasih mamah dan bapak :)

Terkadang kita tahu apa yang kita inginkan , tetapi Allah tahu mana yang terbaik"

0 komentar:



Posting Komentar