Islamic Book Fair (IBF) adalah acara tahunan pameran buku terbesar di Indonesia yang berlokasi di Istora Senayan, Gelora Bung Karno , Senayan, Jakarta. Pada tahun 2016 ini acara ibf diadakan dari tanggal 26 Februari-6 Maret 2016. Untuk para pecinta buku, acara dan momen ini adalah surga yang harus dikunjungi. Tidak mengherankan pada hari pertama IBF pengunjungnya sudah sangat banyak. Sampai disana hal yang pertama kali diucapkan adalah "Masya Allah" ya karena memang sejauh mata memandang semuanya berupa buku-buku. Kesini pun aku mengincar sebuah buku, buku yang sejak lama sudah sangat aku idam-idamkan, aku sering melihat buku yang aku inginkan tersebut di Gramedia, hanya saja harganya begitu melangit. Jadi aku hanya bisa melihatnya dan memegangnya tanpa bisa membelinya.
Kami memang sudah meniatkan untuk ke IBF sejak jauh-jauh hari. Sehingga saat hari pertama IBF kami dengan semangatnya berangkat pagi dari kosan. Kereta berangkat jam 07 pagi dan sampai stasiun Duri jam 11 pagi. Walaupun cukup jauh namun kami sangat menikmati perjalanan di dalam kereta. Ada satu kejadian yang mungkin bisa dijadikan pelajaran untuk teman-teman. Kami turun di stasiun Duri, karena tidak tahu kami langsung saja menaiki KRL ke stasiun Tanah Abang, namun naas kami tidak memiliki kartu KRL, sehingga kami kebingungan untuk keluar dari stasiun tersebut. Kami sempat berdebat dengan petugas stasiun, akhirnya kami bisa terbebas namun dengan syarat untuk membayar sejumlah uang. Lalu kami kembali melanjutkan perjalanan dengan menggunakan KRL ke stasiun Manggarai sampai di Stasiun Sudirman selanjutnya kami memutuskan menaiki busway untuk sampai di Gelora Bung Karno. Alhamdulilah sampai, kami bertiga sudah memiliki daftar buku yang kami inginkan. Sepanjang mata memandang aku hanya melihat buku tentang Islam dan Novel. Aku hampir putus asa karena tidak menemukan buku yang aku cari. Padahal kedua temanku sudah banyak sekali buku yang mereka dapatkan. Kami fikir kami sudah memutar-mutar IBF hingga balik dan balik lagi. Tapi aku tidak menyerah, kami masih belum menuju ke pojokkan stand yang dari awal tidak kami kunjungi karena mayoritas pengunjung yang mengunjungi stand tersebut adalah para ikhwan. Setelah melihat stand tersebut cukup sepi akhirnya kami mengunjungi stand tersebut dan memang benar stand itu adalah stand yang aku cari, stand ini bertemakan tentang Nasionalisme. Dimana buku yang saya lihat mengenai para tokoh Indonesia dan buku-buku karangan para penulis Indonesia yang berjiwa Nasionalisme tinggi, dan disitulah aku melihat banyak buku yang aku inginkan. Namun karena kantong tidak mencukupi akhirnya aku hanya membeli buku yang memang aku incar yakni, Madilog. Awalnya aku pun bingung apakah harus membeli buku tersebut atau tidak karena memang harganya yang mahal, namun harga disitu sudah lebih murah dibandingkan dengan harga di Gramedia. Kakak-kakak tingkat yang bersamaku pun menyuruhku untuk membelinya saja karena mungkin akan sangat langka terdapat buku yang sesuai dengan yang aku inginkan dan harganya rada miring. Akhirnya aku memutuskan untuk membeli buku tersebut, hhhhhh senangnya akhirnya aku memiliki buku tersebut. Walaupun nanti untuk makan dan segala macam kebutuhan harus aku pending terlebih dahulu. Setelah membeli buku tersebut, kasir yang menjaga di stand tersebut berkata kepadaku, "suka sama Tan Malaka ya mba?"
"Iya mas, sebenarnya saya lebih suka dengan karya Pramoedya, adakah disini bukunya?"
"gak ada mba, buku pram semuanya sudah mulai langka dan sulit ditemukan", kata mas kasir
"Oh yasudah mas, terimakasih"
"Mba ini ada kaos Tan Malaka, mau?"
"free gak mas? atau beli buku Tan gratis kaos?"
"Ini harganya 90rbu mba, tapi karena mba suka dengan Tan jadi saya diskon jadi 50ribu saja" ucap mas kasir.
"Yah saya kira gratis mas, lain kali deh mas"
"Iya tak apa mba, jarang loh cewek yang suka buku beraliran Tan"
"Iya mas tapi saya suka isi buku Madilog ini walaupun bahasanya cukup berat"
"oke mba semoga bermanfaat ya bukunya"
Hari sudah malam, waktunya untuk pulang karena memang perjalanan kami masih cukup jauh. Kami kembali menuju halte busway Gelora Bung Karno menuju Halte Harmony, dari Halte Harmoni kami cukup lama menunggu busway menuju Kalideres. Alhamdulilah sampai kosan jam 11 malam, malam ini mimpi indah :)
Goodnight . . . .
0 komentar:
Posting Komentar