Fungsi Sosiolisasi Keluarga

Fungsi Sosialisasi Keluarga
A.   Definisi
Sosialisasi adalah suatu proses dimana seseorang mempelajari “cara hidup” masyarakat untuk mengembangkan potensinya, baik sebagai indidu / pribadi maupun sebagai anggota kelompok, sesuai dengan nilai, norma dan kebiasaan yang berlaku dalam masyarakat tersebut. Untuk mewujudkan potensi tersebut, manusia harus belajar. Selam proses belajar itulah seorang individu tumbuh menjadi seseorang “pribadi” (person). Proses belajar inilah yang disebut sosialisasi.
Sosialisasi
Sosialisasi dimulai pada saat kelahiran dan usai ketika meninggal. Sosialisasi mencakup semua proses dalam sebuah komunitas tertentu atau kelompok dimana manusia mengingatkan pengalaman hidup mereka., memperoleh karakteristik motif sosial (Honingman, 1967).
Pengertian sosialisasi dalam arti luas dan sempit :
Proses pembelajaran masyarakat “mengahantar” warganya masuk kedalam kebudayaan. Dengan kata lain masyarakat melakukan suatu rangkaian kegiatan untuk mengkomunikasikan kebudayaan dari suatu generasi ke generasi berikutnya.
Dalam arti sempit, sosialisasi adalah:
Seperangkat kegiatan masyarakat, yang di dalamnya individu – individu belajar dan diajar memahirkan diri dalam peranan sosial sesuai dengan bakatnya. Dalam arti ini, sosialisasi berkaitan erat dengan masalah pendidikan formal (sekolah) angkatan muda. Dalam kaitannya dengan “fungsi sosial” / “peranan sosial”.
Dalam terjemahan terminology peran, maka konsep sosialisasi merujuk pada proses perkembangan atau perubahan yang dialami oleh seorang individu sebagai hasil dari interaksi sosial dan pembelajaran peran – peran sosial (Gegas, 1979). Umumnya sosialisasi berlangsung secara informal dan eksplisit, sehingga perubahan – perubahan dilakukan sebagai respons terhadap perubahan kondisi budaya dan lingkungan berlangsung tanpa sengaja. Lewat sosialisasi, orang belajar hidup bersama dengan orang lain dalam kelompok dan memainkan perannya yang terbatas kepada usia dan jenis kelamin yang sesuai. Dan itu terjadi dalam proses perkembangan.
Aspek Sosialisasi Keluarga
Budaya internal atau nilai- nilai dan kepribadian meliputi konsep kesehatan, sikap, dan kepribadian. Ketiga aspek tersebut umumnya ditangani oleh ibu.
Masalah yang mungking ditemukan
Dari sebagian besar penelitian dan literature mengenai pola perkembangna anak dari orang tua lengkap, single parent, dan keluarga orang tua tiri di dapatkan hasil : single- parent dan orang tua tiri merupakan dua keluarga dengan pola sosialisasi yang unik, dan tentunya akan berdampak pada anak.
Allen  (1977) mengemukakan bahwa orang tua lesbian dari gay memiliki konsep bahwa “keluarga terdiri dari berbagai macam seperti anak kandung, anak adopsi, dan anak yang dipilih dari keluarga terdekat.
Fungsi keluarga
Fungsi sosialisasi, adalah :
Fengsi mengembangkan dan tempat melatih anak untuk kehidupan sosial sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan orang lain diluar rumah.
Tujuan Sosialisasi
Dapat mengetahui nilai dan norma yang berlaku di dalam sebuah masyarakat minimal dimana individu tersebut tinggal, sehingga memungkinkan seseorang tidak mengalami kegagalan dalam proses pergaulan.
Dapat lebih memahami lingkungan sosial budaya suatu kelompk masyarakat sehingga seseorang akan dengan mudah dan cepat menyesuaikan diri dengan lingkungan masyarakat yang baru. Untuk memahami kondisi lingkungan alam sekitar, sehingga sangat berguna bagi seseorang untuk mengembangkan dan melancarkan aktivitas pekerjaannya.
Sikap – Sikap Masyarakat Terhadap Masyarakat Dan Anak
Sikap –sikap masyarakat terhadap masyarakat:
§  Umumnya masyarakat berbentuk komunitas
§  Berangkat dari tradisi – tradisi sosial budaya yang sudah ada
§  Perspektif ditinjau dari dari status sosial dan isu- isu yang sedang berkembang
§  Menggunakan mekanisme control yang sudah lazim digunakan
§  Menerapkan nilai nilai sosial yang sudah ada atau terwariskan
Sikap- sikap Masyarakat Terhadap Anak – Anak :
Masyarakat mempunyai peran penting dalam perkembangan sosialisasi anak, meskipun factor utama dan terutama asalnya adalah dari dalam keluarga biologisnya.
Proses dan pendekatan perilaku adalah konsep yang melatar belakangi pengaruh sosial pada anak, dan perkembangan emosional juga merupakan pendukung.
Konsep perilaku
Yang dimaksud dengan perilaku manusia pada hakikatnya adalah tindakan atau aktifitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain, berbicara, berjalan, menangis, tertawa, kuliah, menulis, membaca dan sebagainya.
Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan perilaku adalah, semua kegiatan atau aktifitas manusia, baik yang daoat diamati langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar (soekidjo, 2003).
Pekembangan sosial anak
Tahun – tahun awal kehidupan seorang anak ditandai dengan peristiwa – peristiwa yang bersifat yang bersifat fisik, misalnya kehausan dan kelaparan serta peristiwa – peristiwa yang bersifat interpersonal, seperti ditinggalkan dirumah dengan mengelola emosi negative ini sanat penting bagi pencapaian tugas – tugas perkembangan dan berkaitan dengan kemampuan kognitif dan kompetensi sosial (Garner dan Ladry, 1994; Lewis, Alessandri dan Sulliva, 1994 dalam Pamela W., 1995:417).
Perkembangan Emosi Anak
Perilaku awal emosi dapat digunakan untuk memprediksi perkembangan kemampuan afektif( Ciccheti, Ganiban dan Barnet, 1991 dalam Pamela W., 1995:417). Keluarga dengan orang tua yang memiliki emosi positif cenderung memiliki anak dengan perkembangan emosi yang juga positif, demikian pula sebaliknya (Pamela W., 1995:422).
Emosi memiliki peranan yang sangat penting dalam perkembangan anak, baik pada usia pra sekolah maupun pada tahap – tahap perkembangan selanjutnya, karena memiliki pengaruh terhadap perilaku anak.
(Woolfson, 2005:8) menyebutkan bahwa anak memiliki kebutuhan emosional, yaitu : Dicintai, Dihargai, Merasa Aman, merasa kompeten, mengoptimalkan kompetensi. Apabila kebutuhan emosi ini dapat dipenuhi akan meningkatkan kemampuan anak dalam mengelola emosi, terutam yang bersifat negative.
Pengaruh Kebudayaan Terhadap Sosialisasi Anak
Budaya atau adat istiadat yang dianut suatu keluarga akan tercermin dalam sikap dan perilakunya sehari – hari. Keyakinan keluarga tentang kesehatan, pola didik, pola asuh terhadap anak juga dipengaruhi oleh nilai budaya.
Pengaruh kelas sosial dalam membesarkan anak dan sosialisasinya.
Kelas sosial atau golongan sosial mempunyai arti yang relative lebih banyak dipakai untuk menunjukkan lapisan sosial yang didasarkan atas criteria ekonomi. Jadi, definisi kelas sosial atau golongan sosial ialah : sekolompok manusia yang menmpati lapisan sosial berdasarkan criteria ekonomi.
Klasifikasi kelas sosial pembagian kelas sosial terdiri atas 3 bagian yaitu :
1.     Berdasarkan Status Ekonomi :
1)    Aristoteles membagi masyarakat secara ekonomi menjadi kelas atau golongan:
§  Golongan sangat kaya
§  Golongan kaya dan
§  Golongan miskin.
Aristoteles menggambarkan ketiga kelas tersebut seperti piramida :

       
 
                     Golongan pertama : meruapakan kelompol terkecil dalam masyarakat, meraka terdiri dari pengusaha, tuan tanah, dan bangsawan
                     Golongan Kedua : meriapakan golongan yang cukup banyak terdapat di dalam masyarakat. Mereka terdiri dari para pedagang, dsb
                     Golongan ketiga : merupakan golongan terbanyak dalam masyarakat, mereka kebanyakan rakyat biasa
Menurut Karl Max :
a.    Golongan kapiltalis atau borjuis : adalah mereka yang menguasai tanah dari alat produksi.
b.    Golongan menengah : terdiri dari para pegawai pemerintah.
c.    Golongan proletar : adalah mereka yang tidak memiliki tanah dan alat produksi.
Termasuk didalamnya adalah kaum buruh atau pekerja pabrik. Menurut Karl Max golongan menengah cenderung dimasukkan kegolongan kapitalis karena dalam kenyataannya golongan ini adalah pembela setia kaum kapitalis. Dengan demikian, dalam kentaanya hanya terdapat dua golongan masyarakat, yakni golongan kapitalis atau borjuis dan golongan proletar. Pada masyarakat Amerika Serikat, pelapisan masyarakat dibagi menjadi enam kelas yakni :
a.    Kelas sosial atas lapisan atas ( Upper – upper Class) : keluarga – keluarga yang telah lama kaya.
b.    Kelas sosial atas lapisan bawah (Lower – lower Upper Class) : belum lama menjadi kaya.
c.    Kelas sosial menengah lapisan atas ( Upper – Middle Class) : pengusaha, kaum professional.
d.    Kelas sosial menengah lapisan bawah (Lower – Middle Class) : pegawai pemerintah, kaum semi professional, supervisor, pengrajin terkemuka.
e.    Kelas sosial lapisan sosial bawah lapisan bawah ( Lower – lower Class) : para pekerja tidak tetap, pengangguran, buruh musiman, orang bergantung pada tunjangan.
Dalam Mayarakat Eropa dikenal 4 kelas, yakni :
1.     Kelas puncak (top Class)
2.    Kelas menengah berpendidikan (academic middle Class) kelas menengah ekonomi (economic middle Class)
3.    Kelas pekerja ( workmen dan Formens Class).
4.    Kelas bawah (Underdog Class).
Berdasarkan Status Sosial :
Kelas sosial timbu karena adanya perbedaan dalam penghormatan dan status sosialnya. Misalnya, seorang anggota masyarakat dipandang terhormat karena memiliki status sosial yang rendah. Contoh : pada masyarakat Bali, masyarakatnya dibagi dalam empat kasta, yakni Brahmana, Satria, Waisya dan Sudra. Ketiga kasta pertama disebut Triwangsa. Kasta keempat disebut Jaba. Sebagai tanda pengenalannya dapat kita temukan dari gelar seseorang. Gelar Ida Bagus dipakai oleh kasta Brahmana, gelar cokorda, Dewa, Ngakan dipakai oleh kasta Satria. Gelar Bagus, I Gusti dan Gusti dipakai oleh kasta waisya, sedangkan gelar Pande, Khon, Pasek dipakai oleh kasta Sudra.
Sosialisasi dalam keluarga dengan orang tua.
Sosialisasi adalah sebuah proses penanaman atau transfer kebiasaan atau nilai dan aturan dari satu generasi ke generasi lainnya dalam sebuah kelompok atau masyarakat. Sejumlah sosiologi menyebut sosialisasi sebagai teori mengenai peranan (role theory). Karena dalam proses sosialisasi diajarkan peran – peran yang harus dijalankan oleh individu.
Proses sosialisasi berlangsung seumur hidup dalam diri manusia. Adapun yang dipelajari adalah peran, nilai, dan norma sosial.
Tujuan Sosialisasi :
§  Membekali seseorang dengan keterampilan tertentu
§  Mengembangkan kemampuan komunikasi secara efektif
§  Mengendalikan fungsi – fungsi organic dan latihan mawasdiri yang tepat
§  Membiasakan diri berperilaku sesuai dengan nilai – nilai yang ada di masyarakat
Teori Perkembangan Yang Berhubungan Dengan Sosialisasi
Teori Generativitas Erikson (1963).
Tugas – tugas sosialisasi yang penting bagi orang tua adalah, dalam melahirkan dan membimbing generasi berikutnya. Erikson mengungkapkan secar tegas, ketika tahap ini tidak terpenuhi, maka akan terjadi regresi terhadap suatu kebutuhan obsesif bagi intimasi palsu.


Tahap perkembangan anak
Tahap perkembangan Orang Tua
Tugas Orang Tua
    I.        Bayi
Mempelajari isyarat – isyarat
Untuk menginterpretasi kebutuhan bayi
 II.        Usia Bermain
Belajar untuk menerima pertumbuhan dan perkembangan.
Untuk menerima beberapa control sementara, mempelajari batsan yang diperlukan
III.        Usia pra sekolah
Belajar untuk berpisah
Untuk memungkinkan perkembangan mandiri sambil memerankan standar yang diperlukan
 IV.        Usia Sekolah
Belajar untuk menerima penolakan tanpa membalas
    V.        Usia Remaja
Belajar untuk membangun hidup baru – telah kehilangan kepercayaan secara menyeluruh oleh seorang remaja
Untuk menyesuaikan perubahan peran – peran keluarga dan hubungan selam dan setelah upaya remaja untuk mengembangkan identitas

0 komentar:



Posting Komentar